Smart driver adalah metode pelatihan agar seseorang cerdas dalam mengemudi, sehingga tanggap, tepat dan cermat menghadapi segala situasi di jalanan.
Pelatihan ini penting dalam berkendaraan, mengingat banyaknya kecelakaan yang terjadi di jalanan.
Faktor utama penyebab kecelakaan lalu lintas di Indonesia disebabkan oleh :
• Faktor Manusia 91 %
• Faktor Kendaraan 5 %
• Faktor Jalan 3 %
• Faktor Lingkungan 1 %
Dari 90% faktor kesalahan manusia, 80 % nya adalah karena kacaunya konsentrasi pada saat mengemudi. (telepon/sms, merokok, berbicara, mengantuk, dan sebagainya).
Di sini kita tidak membahas teori ketangkasan dalam mengemudi, tetapi kita akan membahas seputar cerdas berkendaraan untuk menjaga keselamatan di jalan.
Beberapa contoh pelatihan ketangkasan yang tak bisa diurai di sini yang mana harus lewat training dan praktek langsung antara lain :
- Teknik tepat dan cepat memegang dan memutar stir
- Teknik parkir dengan cepat
- Teknik ngerem di jalan licin
- Teknik mengemudi saat hujan
- Dan sebagainya.
Langsung saja kita simak apa saja point-point keselamatan dalam berkendaraan (safety driving).
Pelatihan Safety Driving

Safety driving adalah metode keamanan saat mengendarai mobil.
Pengemudi dapat dibilang safety atau aman apabila :
- Pengemudi sudah memiliki SIM
- Selalu memeriksa kondisi kendaraan sebelum mengemudi
- Pengemudi dalam kondisi fisik dan mental yang baik.
- Memperhatikan muatan atau bawaan di kendaraan, tidak mengganggu dan membahayakan diri atau orang lain.
- Memiliki keterampilan mengemudi yang baik.
Ada beberapa istilah dalam safety driving yaitu :
1. Defensive Driving
Defensive Driving adalah pengambilan keputusan yang tepat saat berkendara di jalan untuk memperkecil resiko saat terjadi kecelakaan.
Point-point dalam Defensive Driving yaitu:
Waspada.
Selalu siaga terhadap pengguna jalan lain. Contohnya menghadapi pengendara lain yang mungkin saja ugal-ugalan. Solusinya dengan membiarkan mereka lewat terlebih dahulu.
Kesadaran (Aware).
Pengemudi harus memiliki akal sehat, tidak dalam keadaan mabuk dan lain-lain. Pengemudi juga harus mempunyai pengetahuan tentang kendaraan agar tidak kesulitan bila terjadi kendala ataupun kerusakan pada kendaraan di jalan untuk memperkecil resiko kecelakaan.
Sikap dan Mental.
Pengemudi harus bisa mengendalikan diri, tidak egois dan mau menang sendiri, mengutamakan kepentingan umum. Saling memberi kesempatan di persimpangan jalan.
Antisipasi.
Antisipasi yang tepat juga sangat mempengaruhi keselamatan berkendara. Mempersiapkan diri, memliki opsi dan rencana cadangan terhadap suatu masalah.
Responsible.
Artinya berkendara secara bertanggung jawab, baik untuk diri sendiri, penumpang, maupun bagi pengguna lalu-lintas yang lain sehingga tercipta keamanan dan kenyamanan bersama dalam berlalu lintas di jalan raya.
2. Eco Driving
Eco driving adalah berkendara secara ekonomis, efisien dan ramah lingkungan.
Eco Drive merupakan suatu edukasi untuk memperbaiki cara mengemudi, karena cara mengemudi yang baik dapat mencegah pemborosan konsumsi BBM dan mengurangi dampak pemanasan global.
Eco driving antara lain :
• Melakukan perawatan kendaraan secara rutin untuk memeriksa dan menyetel kondisi kendaraan.
• Hindari memanaskan mesin terlalu lama sebelum berkendara, sehingga banyak BBM yang terbuang sia-sia.
• Pertahankan kecepatan kendaraan sedapat mungkin sekitar 70 ~ 80 km/jam.
• Sesuaikan perpindahan gigi transmisi dengan kecepatan kendaraan, gunakan gigi rendah untuk menjalankan kendaraan pertama kali.
Contoh:
Gigi 1 Kecepatan 0-15 km/jam
Gigi 2 Kecepatan 15-35 km/jam
Gigi 3 Kecepatan 35-50 km/jam
Gigi 4 Kecepatan 50-70 km/jam
Gigi 5 Kecepatan 70 ~ km/jam
• Lakukan akselerasi/penekanan pedal gas secara perlahan (bertahap), jangan melakukan secara tiba-tiba karena dapat mengakibatkan terjadinya penambahan bahan bakar secara drastis.
• Matikan mesin saat kendaraan berhenti dalam waktu lama (parkir).
• Aktifkan penyejuk udara (AC) dengan temperatur yang tidak terlalu rendah. Hal ini akan membuat kerja kompresor tidak terlalu lama (atau matikan saja kalau bisa).
• Jangan meletakkan kaki kiri pada pedal kopling saat berkendara atau berkendara dengan setengah kopling. Ini akan mengakibatkan tenaga mesin kurang optimal dan boros kanpas kopling.
• Gunakan bahan bakar sesuai nilai oktan yang disarankan oleh produsen. Nilai oktan bahan bakar akan menentukan pembakaran yang sempurna.
• Gunakan ban yang baik sesuai standar, dan tekanan angin yang pas.
Memperoleh Keselamatan Yang Maksimal Saat Berkendaraan
Salah satu cara untuk memperoleh keselamatan, maka perlu adanya “personal margin of safety”. Maksudnya adalah mempertimbangkan dan meluangkan waktu sesaat untuk memikirkan “margin for error”. Dengan kata lain berfikir panjang melihat semua peluang dan kemungkinan yang akan terjadi.
Contoh :
Ketika berkendara di jalan, di depan kita ada truk yang bermuatan berat, membawa kayu atau besi yang diikat melebihi muatan, Kita harus tanggap berfikir dan memperkirakan apakah muatannya itu aman untuk kita, bagaimana seandainya tali muatannya putus ? sehingga kita bisa mengantisipasi segala kemungkinan yang dapat terjadi dan menghindari kecelakaan.
Strategy yang dilakukan untuk mencapai keselamatan dijalan adalah SEE :
- Search : melihat/mencari potential hazard yang akan mengakibatkan pada kesulitan/kecelakaan (kendaraan yang muncul tiba-tiba dari sela-sela kendaraan lain).
- Evaluate : mengevaluasi bagaimana berinteraksi dengan resiko yang ada dan mempertimbangkan dampaknya.
- Execute : tindakan/keputusan yang diperlukan dengan cepat untuk memperoleh keselamatan yang maksimal (resiko yang paling kecil).
Dalam strategy SEE tanyakan pada diri anda sbb, “apa yang orang lain akan lakukan? bagaimana bila pengemudi lain tidak melihat kita? bagaimana seandainya kendaraan lain tidak pada jalur yang benar? Dan sebagainya.
Beberapa Cara Yang Dapat Membantu Pengemudi Saat Mengemudi Kendaraan
- Space Cushion, adalah menjaga jarak aman. Baik jarak kendaraan di depan maupun di belakang.
- Daya pandang / kecepatan; menyesuaikan kecepatan dengan daya pandang. mengurangi kecepatan pada saat cuaca berkabut, hujan deras, membelok, mengitari tikungan, balik arah, menanjak bukit, saat gelap (masuk terowongan), atau bahaya lain yang mengurangi jarak pandang. Hal ini untuk mengantisipasi situasi yang tidak terprediksi sebelumnya dan juga karena daya pandang yang sempit.
- Jalan keluar; mencari jalan keluar dalam situasi genting dengan cara mengurangi kecepatan atau melakukan pengereman, atau segera tetap melaju setelah mengetahui situasi yang genting tersebut, seperti : tawuran massa, huru-hara, demo yang menjurus ke tindak kekerasan dan sebagainya.
Pelatihan ini didapat lewat seminar ataupun training di berbagai perusahaan dan perseroan yang mengeluarkan sertifikat smart driver.
Setiap pengendara wajib memiliki SIM.

Dan pengemudi yang telah mengikuti pelatihan training smart driver akan mendapat sertifikat dan kartu.

“Selamat Berkendara”