Cerita Fiksi | Oleh : Rudi Skay.
“RIKO, hari ini giliran tugas kamu menjaga adik-adikmu bermain, setelah itu tugasmu juga menyelidiki dimana sumber air yang aman untuk keluarga kita minum dan mandi sore nanti.” Berkata seekor rusa jantan tua kepada seekor serigala muda yang sedang duduk-duduk dengan beberapa rusa lainnya.
“Baik Ayah.” Jawab serigala itu.
Riko adalah seekor serigala jantan yang mulai beranjak dewasa. Tubuhnya gagah dengan rumbai bulu yang mulai tumbuh lebat di atas punggungnya.
Sejak bayi Riko di asuh dan dibesarkan oleh kawanan keluarga rusa. Induk rusa menganggap Riko adalah salah satu dari anak dalam keluarga mereka.
Kisah ini berawal dari seekor induk serigala yang sedang mengandung bayi diperutnya dan mengalami peristiwa tragis, ia dikejar pemburu dan terpisah dari kawanannya dan akhirnya tertembak yang melukai punggungnya.
Sebelum induk serigala itu mati kehabisan darah, ia sempat melarikan diri dan melahirkan di dalam sebuah goa yang dihuni oleh kawanan rusa, sang induk serigala menghembuskan nafas terakhir tepat setelah bayinya lahir.
Si bayi serigala yang baru lahir itu hanya bisa merangkak dan merayap, sampai ia menemukan induk rusa yang dikiranya adalah induknya, si induk rusa sedang menyusui beberapa anak rusa yang juga masih bayi. Bayi serigala itu pun bercampur dan minum susu dengan anak-anak rusa tersebut.
Semasa kecil Riko belum menunjukkan keanehan apapun, hari demi hari dilaluinya dengan pertumbuhan yang baik, bermain dan hidup normal sebagaimana layaknya kehidupan keluarga rusa.
Hingga Riko beranjak remaja, barulah ia merasakan ada yang aneh dan berbeda pada dirinya. Kenapa bentuk tubuhnya berbeda dengan saudara-saudaranya yang lain. Terkadang di tengah malam, di saat rusa lain terlelap tidur, ia pergi ke atas puncak batu yang tinggi untuk menyendiri dan merenung.
Riko mulai mengalami transisi dalam menemukan jati dirinya. Ada semacam dorongan di dadanya untuk berteriak menggonggong dan melolong, tapi ia ragu karena keluarga rusa dan saudara-saudaranya tidak ada yang melakukan hal itu.
*****
Pada hari itu, di siang hari yang cerah Riko mendapat tugas dari sang ayah rusa untuk menjaga adik-adiknya. Maka ia mengikuti adik-adiknya dan bermain sambil mencari rumput hijau yang segar.
Di saat Riko dan adik-adiknya sedang asik bermain, melintas seekor kelinci di dekat mereka. Entah kenapa Riko memandang kelinci itu bagai makanan nan lezat, spontan Riko menyergap dan mengejar kelinci tersebut, hingga terjadilah aksi kejar-kejaran yang disaksikan oleh kawanan rusa yang ada di tempat itu.
Riko bergitu bersemangat mengejar kelinci itu, insting berburunya memang selalu bergejolak ingin dilatih, walau kelinci itu sangat lincah tapi karena semangat Riko yang juga kuat akhirnya kelinci itu berhasil ia tangkap.
Serigala memang adalah hewan predator yang ditakdirkan sebagai hewan pemburu.
“Hey Riko, mau kau apakan kelinci itu.” Tanya seekor rusa yang tidak lain adalah salah satu adiknya.
“Kelinci ini mau aku jadikan makan siang kita, sepertinya lezat sekali dagingnya.” Jawab Riko.
“Hey Riko, kita tidak boleh makan daging, ingat pesan ayah dan ibu kalau sampai kita makan daging maka kita dikutuk tidak akan tumbuh tanduk setelah kita dewasa nanti.” Berkata seekor rusa lainnya.
“Ah kalian ini, ya sudah kalau kalian tidak mau biar aku saja yang makan kelinci ini, aku tidak perduli urusan tanduk.” Jawab Riko yang sudah sangat tergiur ingin mencicipi rasa daging kelinci itu.
Hasrat untuk makan daging sudah tidak dapat lagi ia bendung, sekian lama ia menahan diri hanya makan rumput dan daun-daunan, dan ia mulai muak harus patuh dengan doktrin-doktrin yang di ajarkan keluarga rusa padanya, semua ajaran dan apa yang ia rasakan jauh berbeda dan tidak masuk akal baginya dan sangat bertentangan dengan sifat-sifat yang ada pada dirinya.
Tetapi berkat sedari kecil makan rumput, tanpa disadari sel-sel di tubuh Riko mengalami perubahan yang membuat ia menjadi cerdas, insting yang tajam dan memiliki kemampuan berbeda dari serigala umumnya.
Rusa-rusa itu hanya bisa diam melihat Riko dengan buas mencabik-cabik dan mengunyah daging kelinci itu.
Di saat Riko sedang fokus menyantap kelinci itu, terdengar jerit riuh dari adik-adiknya yang berlarian cepat ke arahnya.
“Bahayaa.. ! ada gerombolan anjing hutan datang !” Teriak rusa-rusa itu gusar.
Dalam sekejap rusa-rusa itu sudah terkepung oleh kawanan anjing hutan, dan seekor rusa berhasil ditangkap oleh pemimpin anjing hutan.
“Kak Riko, toolooong…!” Teriak rusa itu memanggil Riko yang berdiri terdiam karena bingung dan takut melihat kedatangan segerombolan anjing hutan.
Melihat adiknya dalam bahaya besar, seketika rasa takut Riko berubah menjadi amarah dan tidak lagi memperdulikan keselamatan dirinya sendiri, dengan cepat ia berlari menabrak pimpinan anjing hutan hingga adiknya terlepas dan selamat.
Kawanan anjing hutan sedikit bingung melihat ada seekor serigala yang bertubuh tegap besar yang membela rusa-rusa itu. Nyali mereka sedikit ngeri dan gentar melihat srigala itu, tapi jumlah mereka banyak dan mereka coba menggertak agar srigala itu takut pada mereka.
“Kalian tenang dan tetap berada dibelakangku.” Kata Riko kepada adik-adiknya sambil membusungkan dada menghadap ke arah pimpinan kawanan anjing hutan itu.
“Hey, mau apa kalian di sini ! kalian telah membuat kegembiraan adik-adikku menjadi terganggu, kalau tidak ada urusan penting sebaiknya kalian lekas pergi dari hadapanku atau nasib kalian akan kujadikan sama seperti kelinci ini !” Kata Riko dengan lantang sambil membanting tubuh kelinci yang tinggal separuh badan karena sebagian ia santap.

“Ha..hak..kak..kak..kak !” Suara tawa dari pimpinan anjing hutan itu.
“Teman-teman sekalian, dengarlah hewan aneh yang bodoh ini bicara, beraninya dia kurang ajar di depan kita pasukan anjing hutan yang gagah berani penguasa wilayah ini, sepertinya dia harus kita beri pelajaran biar tau tata-krama dan sopan-santun !” Kata sang pemimpin anjing hutan.
Belum sempat pimpinan anjing hutan itu melanjutkan bicara, Riko yang tersulut amarah dengan gerakan cepat melompat dan menyerang tubuh pimpinan anjing hutan tersebut.
Serangan Riko telak dan tepat mencengkram leher, dengan gigi-giginya yang runcing dan tajam ia menggigit keras dileher musuhnya dan tidak dapat dilepas, pimpinan anjing hutan yang tidak sempat mengelak serangan itu hanya bisa terkaing-kaing, menjerit-jerit, dengan tubuh terbanting dan tidak berkutik di atas tanah berumput.
Kejadian itu berlalu begitu cepat, kawanan anjing hutan terdiam dengan tubuh menggigil menyaksikan pimpinan mereka tergeletak di tanah dalam keadaan telah tewas bersimpah darah.
“Jangan ada yang bergerak atau melarikan diri ! kalau ada yang berani lari maka akan kukejar dan kuburu sampai dapat kemudian akan kucabik-cabik hingga mati !” Kata Riko kepada kawanan anjing hutan yang menunjukkan gelagat ingin serentak kabur.
“Sekarang dengar baik-baik, namaku Riko ! Sekarang akulah pimpinan kalian, kalau ada yang berani melawan maka lawan aku sekarang sampai mati, kalau tidak maka kalian harus mengikuti semua perintahku dan aku akan melindungi kalian dari serangan musuh-musuh kita ! jawab setuju dengan keras dan panggil aku ketua ! sekarang ! Cepaaat !!” Kata Riko dengan keras membentak kawanan anjing hutan itu.
“Setujuuu…! hidup ketuaaa..!” Riuh suara anjing hutan itu serempak berteriak, dan hati mereka gembira mendapatkan pimpinan baru yang gagah dan lebih kuat dari pimpinan mereka yang telah tewas.
“Bagus, dan ingat satu hal lagi, kalian tidak boleh mengganggu keluarga rusa apalagi memburu mereka, kalian harus ikut menjaga mereka dari serangan hewan lain, karena mulai sekarang mereka adalah kerabat dan menjadi keluarga kalian juga, apakah diantara kalian ada yang tidak setuju dan ingin protes ??” Tanya Riko.
Sejenak kawanan anjing hutan saling pandang diantara mereka sambil berbisik-bisik, tapi kemudian seekor dari mereka berkata pada Riko.
“Kami semua setuju ketua, kami tidak berani membantah.”
“Baiklah, setelah ini kalian boleh pergi berburu makanan, dan kamu yang baru saja bicara, siapa namamu ? Kata Riko dan bertanya pada seekor anjing hutan yang tadi bicara.
“Nama saya Jinggo ketua, selama ini saya adalah wakil pimpinan dalam pasukan kita.”
“Hmm.. baiklah, mulai sekarang kamu menjadi wakilku, kamu yang pegang komando pasukan kalau aku sedang tidak berada dalam rombongan.”
“Siap ketua.” Kata Jinggo si anjing hutan.
“Apabila kalian mendapatkan masalah di luar sana menghadaplah padaku di goa yang berada tidak jauh dari sini, dan apabila kalian mendengar lolonganku di atas batu tinggi sebagai panggilan, maka segera kalian datang menemuiku, dengarkan suara lolonganku ini.” Kata Riko kemudian sedikit membungkukkan badan mengambil nafas panjang.
“Auuk.. auuk.. aaauuuuuuaoooaaoong… oong….” Suara lolongan panjang melengking keras dari moncong Riko dengan posisi tubuh duduk lurus sambil kepalanya mendongkak ke atas.
Rusa-rusa yang sejak tadi diam terpaku melihat semua apa yang mereka saksikan dengan penuh waspada bercampur cemas. Mereka seakan tidak percaya melihat saudara mereka Riko kini berubah menjadi makhluk yang begitu buas menyeramkan.
“Nah, sekarang kalian boleh pergi mencari makanan, bawalah sisa kelinci itu untuk bekal kalian, aku dan adik-adikku akan menyelidiki sumber air yang jernih untuk keluargaku minum dan mandi nanti.” Kata Riko pada pasukan anjing hutan itu.
“Siap ketua ! Saran saya ada sebuah sungai yang sepi dan jernih di sisi utara hutan, cuma tantangannya adalah hutan itu dikuasai seekor beruang Grizzly, harap ketua berhati-hati, dan terimakasih pemberian daging kelinci ini ketua, kami pergi.” Berkata Jingggo si anjing hutan, setelah itu ia mengajak kawanan anjing hutan lainnya pergi dan berlari meninggalkan tempat itu.
Setelah kawanan anjing hutan itu pergi, Riko kemudian berunding dengan adik-adiknya.
“Sekarang bagaimana ? Kalian ikut denganku menyelidiki sumber air atau kalian ingin pulang ?” Tanya Riko kepada adik-adiknya.
Sejenak rusa-rusa muda itu saling pandang dan hanya diam, tentu saja mereka takut mendengar nama beruang Grizzly seperti yang disebut Jinggo si anjing hutan tadi.
Riko mengerti ketakutan dari raut muka adik-adiknya, maka ia pun menyarankan adik-adiknya pulang saja, dan ia sendiri yang pergi melihat sumber air tersebut.
Maka mereka pun berpisah, rusa-rusa muda itu berlari pulang, dan Riko berjalan ke arah utara menuju hutan yang ada sumber air jernih.
*****
Setelah cukup lama Riko berjalan memasuki hutan rimba, ia berhenti sejenak di bawah pohon besar untuk beristirahat.
Baru saja ia duduk sebentar tiba-tiba ia dikejutkan oleh suara raungan yang keras.
“Rraaauuungrhh..! grrrrhh…!” Suara seekor beruang hitam besar yang muncul keluar menyibak semak belukar hutan itu dengan langkah cepat mendekati Riko.
Seketika Riko waspada dan mengambil posisi siaga.

“Grrrhh…. Hey, siapa kau dan apa kepentinganmu memasuki wilayahku !” Kata beruang besar itu kepada Riko.
“Namaku Riko, aku ke sini sedang mencari sumber air, dan siapa kau ini ? Apakah kau ini Grizzly yang konon katanya penguasa wilayah ini ?”
“Grrrhh… Ya ! akulah Grizzly penguasa wilayah hutan utara ini, dan siapapun tidak boleh ke sungai di wilayah ini tanpa izin dan persetujuan dariku.”
“Baiklah bung Grizzly, aku datang dengan visi damai dan tidak mencari permusuhan ataupun keributan, izinkan diriku beserta keluargaku para rusa untuk menggunakan air di sungai hutan ini.” Kata Riko sembari memberi penghormatan.
“Ow..ow..ow… tidak bisa ! enak saja kau bicara, kalian jangan seenaknya saja, apa tawaran dan imbalan yang bisa engkau berikan padaku jika aku membolehkan kalian leluasa ke sungai yang berada di hutan ini ?”
“Kami tidak mempunyai apa-apa sebagai imbalan, tapi kita bisa menjadi teman yang akan saling membantu.” Jawab Riko.
“Tidak bisa ! Jika tidak ada imbalan apa-apa yang bisa kau berikan untukku maka cepat pergi dan jangan coba-coba datang kembali lagi ke daerah ini !” Kata beruang itu dengan suara keras dan menyeringai dengan gigi-giginya yang tajam.
“Sepertinya engkau lebih memilih kekerasan dan permusuhan, aku tidak akan pergi dari sini sebelum kau rasakan kuku dan taringku.” Jawab Riko menantang beruang Grizzly itu.
“Grrrhh..! Kurang ajar ! cari mati kau rupanya !” Kata beruang itu marah dan dengan gerakan cepat ia menerkam ke arah Riko.
Riko yang melihat tubuh beruang besar itu hendak menghantamnya dengan serta-merta mengelak kesamping, dan dengan gerakan cepat pula Riko meloncat ke punggung beruang yang mencakar tanah saat sasarannya hanya mengenai tempat kosong.
Riko coba mencengkram dan menggigit keras punggung beruang itu, tapi beruang itu benar-benar kuat dan tubuhnya keras, dengan tangan kanannya beruang itu menarik tubuh Riko dan membantingnya ke depan.
Terjadilah pertarungan sengit dari kedua hewan buas itu, mereka saling cakar, saling gigit hingga keduanya luka-luka. Pertarungan itu berlangsung cukup lama dan belum ada yang kalah atau menyerah.
“Bak-bik-buk !” Suara saling hantam dan bantingan terus terdengar dari kedua hewan itu.
Sebenarnya kedua hewan buas itu sudah lelah dan berat untuk melanjutkan pertarungan, tapi kedua hewan itu benar-benar pantang untuk menyerah atau lari, mereka lebih memilih bertarung sampai mati.
Tetapi pertarungan mereka harus terhenti oleh suara raungan yang datang dari seekor harimau yang berjalan mendekati mereka.

“Rraaugrrhh…! Suara keras harimau dengan tubuh kekar berjalan pelan, matanya tajam mengawasi Riko dan Grizzly yang seketika berhenti bertarung.
Melihat kedatangan harimau itu, Riko memutuskan untuk menghindar dan meninggalkan tempat itu, tidak mungkin ia harus mengahadapi musuh sekelas harimau pada kondisi tubuhnya yang sudah lemah dan luka-luka.
“Kali ini nasibmu beruntung Grizzly, kita akan lanjutkan pertarungan di lain waktu, waktuku tidak banyak untuk menghadapi kalian saat ini.” Kata Riko kepada Grizzly, kemudian Riko dengan cepat berlari kebalik pohon besar dan menghilang di rimbunnya belukar hutan.
Beruang Grizzly lega karena pertarungannya dengan Riko berhenti, tapi ia sedikit gusar mendapatkan masalah baru ketika melihat kedatangan harimau yang datang menghampirinya.
“Hey Rimmo, aku harap engkau tidak salah jalan melampaui perbatasan dan memasuki wilayahku.” Tegur beruang Grizzly pada sang harimau.
“Aku tidak punya urusan denganmu Grizzly, aku tadi mendengar suara gaduh baku-hantam yang mengusik perjalananku, karena itulah aku di sini, dengan siapakah tadi kau bertempur Grizzly ?”
“Aku baru bertemu seekor serigala yang konyol bernama Riko, dia bermaksud ingin menguasai sungai di hutan ini dan akhirnya kami adu kekuatan, dan aku harap engkau tidak mempunyai niat yang sama seperti serigala itu Rimmo”
“Hmm… aku tidak tertarik tempat ini, tempat yang buruk tidak ada makanan lezat yang bisa kulihat, semoga kau cepat mati dengan luka-lukamu itu Grizzly.” Sang harimau berkata sambil melangkah santai meninggalkan beruang itu.
“Moncongmu itu memang kurang ajar dan tidak punya perasaan Rimmo.” Jawab Grizzly mengumpat melihat kelakuan harimau itu.
Setelah harimau itu menghilang dari pandangannya barulah Grizzly menyadari tubuhnya penuh luka-luka dan mulai merasa lemas, ia pun segera ke tempat persembunyiannya untuk memulihkan diri.
Rimmo dan Grizzly sebelumnya sudah saling mengenal, mereka pernah bertarung duel adu kekuatan memperebutkan wilayah hutan, tapi mereka mengakhiri pertarungan setelah tenaga mereka habis dan kekuatan mereka berimbang.
Mereka pun mengadakan kesepakatan damai dengan berbagi wilayah. Maka sejak itu hutan Rimba wilayah utara dikuasai oleh Grizzly.
*****
Hari mulai gelap, awan hitam kemerahan menghiasi langit senja di saat matahari mulai menyembunyikan sinarnya.
Terlihat langkah gontai dari seekor serigala bertubuh besar dengan sekujur badan yang penuh luka-luka, dia adalah Riko.
Riko berjalan pulang menuju goa besar yang menjadi rumah kawanan rusa sebagai keluarganya.
Setelah ia tiba dan masuk ke dalam goa besar tersebut ia telah disambut dan ditunggu keluarga rusa.
Suasana terlihat aneh dan berbeda dari biasanya, Raja rusa yang dianggap Riko sebagai ayahnya itu tengah berdiri di dampingi rusa-rusa jantan dewasa para pengawal pribadinya. Sedangkan rusa-rusa lain berdiri mengelilingi ruangan seperti sedang mengadakan sidang perkara di ruangan itu.
Ternyata adik-adik Riko telah menceritakan semua kejadian yang mereka saksikan kepada ayah mereka. Maka Riko sengaja ditunggu untuk diputuskan hukuman yang berlaku atas segala perbuatan yang telah ia lakukan.
“Akhirnya kau pulang juga Riko !” Kata sang raja rusa.
“Maaf ayah, ada apa ini ? Kenapa kalian mengadakan sidang dan siapakah yang sudah membuat pelanggaran di keluarga kita ?” Tanya Riko yang belum menyadari kalau dirinya sedang menjadi tersangka.
“Siapa lagi kalau bukan dirimu ! sekarang jawab pertanyaanku ! apakah benar kau telah membunuh dan memakan daging kelinci ? Apakah benar kau telah membunuh anjing hutan ? dan apakah benar kau telah berubah menjadi hewan buas yang menggonggong dan melolong sebagaimana seekor serigala ?”
Bersambung ke Bagian 2