Mau Apa dan Jadi Apa ?

Oleh : Rudi Skay | 14/01/2025

SETIAP orang pasti mempunyai pencapaian, atau tujuan dalam kehidupannya.

Tapi banyak juga orang yang merasa hidup tanpa arah atau tidak mempunyai tujuan pasti.

Bila saat ini Anda telah menemukan Passion atau pilihan tepat sebagai pekerjaan atau peran Anda dalam kehidupan sosial yang Anda jalani maka itu adalah hal yang bagus.

Tapi bila Anda masih bingung dan merasa pekerjaan yang Anda jalani saat ini penuh tekanan dan tidak cocok dengan minat dan hati Anda ? Maka baiknya simak terus tulisan ini dan ambilah informasi yang berguna buat Anda.

Saya mulai dengan Analogi dan ilustrasi segelas kopi. Ibarat diri Anda saat ini adalah gelas yang berisi kopi.

Pertanyaannya adalah, bagaimana caranya gelas kopi tersebut bisa kita ganti isinya dengan minuman yang Anda minati dan Anda sukai ? Menjadi segelas air jeruk manis misalnya.

Tentu logikanya gelas tersebut kita kosongkan dan bersihkan dahulu sebelum diisi dengan air jeruk sebagai isi yang baru.

Nah, sekarang bersediakah Anda mengosongkan sejenak isi kepala Anda dari paradigma, doktrin-doktrin, ataupun pemahaman yang selama ini melekat dan menjadi parameter perbuatan dan  kebiasaan Anda ?

Bersediakah Anda sejenak mengosongkan hati dari segala ego, arogansi, dan kesombongan yang mungkin ada di hati ?

Bila Anda merasa tidak siap dan memilih mengabaikannya maka boleh lupakan saja tulisan ini.

Namun bila Anda tertarik upgrade untuk bertransformasi berubah menjadi diri Anda pada versi yang lebih baik maka kita lanjutkan dengan pikiran yang jernih dan hati yang bersih.

Pikiran dan hati yang bersih akan membuat kita siap menerima kenyataan atau realita kehidupan.

Apa itu kenyataan ? Kenyataan adalah keadaan sekarang. Detik ini dimana kita berada dan apa yang kita kerjakan saat ini.

Kenyataan bukanlah besok atau sekian tahun mendatang. Karena waktu ke depan belum terjadi dan hanyalah berupa harapan dan rencana-rencana.

Kenyataan bukan pula kemarin, karena kemarin adalah waktu yang telah berlalu yang hilang menjadi pengalaman dan pembelajaran.

Bila saat ini yang Anda lakukan adalah membaca, maka ajaklah pikiran dan hati Anda pada apa yang Anda kerjakan, itulah yang disebut *FOKUS.

Jangan biarkan diri Anda mengerjakan sesuatu tapi pikiran dan hati Anda berada ditempat lain yang membuat Anda kehilangan fokus dan berada pada peristiwa yang lain yang bukan kenyataan yang sebenarnya.

Pembersihan pikiran dan hati bisa disebut dengan proses mensucikan diri.

Dalam ajaran syariat Islam, cara mensucikan diri adalah dengan berwudhu, mencuci tangan, mulut dan seterusnya. Silahkan cari tau dan baca bab tata cara berwudhu bila Anda belum mengetahuinya.

Tapi di sini kita bukan sekedar mencuci tangan, mulut dan seterusnya lalu merasa suci.

Kita terus berlatih membersihkan diri kita secara spiritual terus menerus, ketika kita berwudhu mencuci tangan maka dalam amalan kehidupan kita harus konsekuen membersihkan perbuatan tangan dari hal yang buruk  merusak yang melanggar hukum dan moral, seperti mencuri, menyakiti orang lain dan sebagainya.

Ketika kita berwudhu mencuci mulut, kita terus berlatih membersihkan mulut dari bicara kotor, menipu orang, menghina orang lain dan sebagainya.

Setelah kita terus menerus berlatih secara konsisten itulah yang disebut *ISTIQOMAH.

Dengan pikiran dan hati yang selalu bersih maka kita akan siap menerima kenyataan secara cerdas dan bijak.

Kita harus ridho dan ikhlas pada kehendak Tuhan, bila  yang terjadi dalam hidup kita atas izinnya maka itulah kenyataannya yang harus kita terima, bukan mengingkarinya dengan penolakan realita tersebut.

Kualitas diri kita akan selalu di uji dengan hal-hal yang tidak sesuai keinginan hati, hal yang tidak kita sukai, dibenci dan tidak sesuai harapan.

Ketika kita melakukan penolakan terhadap realita maka masalah hidup akan muncul seperti kecewa, marah, sedih, tekanan batin, stress  dan sebagainya.

Maka kita harus terus melatih diri untuk mampu menerima realita tanpa melibatkan emosi yang berlebih.

Ketika kita telah mampu manahan diri untuk tidak langsung bereaksi atau tidak cepat merespon dari hal-hal yang memancing diri kita untuk meledak, ketika kita mampu menerima realita yang pahit dengan ketenangan maka itulah yang disebut dengan *SABAR.

Contoh seseorang di depan Anda sangat menyebalkan dan tidak menyenangkan. Membuat Anda tidak suka, marah dan membencinya.

Apakah tidak suka, marah dan benci itu ada pada orang tersebut ? Semua yang Anda rasakan berasal dari ciptaan pikiran dan hati Anda sendiri.

Orang tersebut hanyalah bagian dari alam yang hanya berinteraksi dalam energi negatif, sedangkan potensi emosi seperti marah, benci itu sudah ada pada setiap diri manusia sebagai perangkat dan alat.

Contoh lain ketika seseorang membakar rumah Anda, apa yang Anda lakukan ? Memilih mengejar orang yang membakar rumah Anda atau Anda memilih berusaha memadamkan api sebagai hal yang lebih penting.

Ketika seseorang membakar hati Anda, apakah Anda segera mencecarnya atau Anda memilih berusaha membenahi pikiran dan hati Anda ?.

Atau ketika Anda gagal, atau putus cinta mungkin, dapatkah Anda tetap jernih dan hanya senyum menggeleng kepala sambil berlalu meneruskan langkah pasti.

Nah dari latihan itu secara terus-menerus dengan kesabaran yang terlatih maka akan membentuk kebiasaan. Atau akan otomatis menjadi program yang membentuk *INTEGRITAS dan juga DEDIKASI dalam diri.

Barulah langkah berikutnya tentukan minat Anda, mau jadi Apa Anda ? Dan ilmu apa yang ingin Anda kuasai ?

Memahami diri, menggali potensi, mengetahui kelebihan dan kekurangan diri akan membantu mengetahui minat dan kemauan Anda yang sesungguhnya, atau menemukan bakat dan karakter diri Anda.

Untuk mendapatkan ilmu pengetahuan ada dua cara, lewat pendidikan formal akademis yang disebut sekolah, atau belajar secara otodidak dengan menggali informasi melalui buku-buku, menelusuri  lewat internet dan bertanya pada orang-orang yang kompeten.

Bila Anda sekolah hanya untuk mendapat sertifikat lulus sebagai jaminan bisa melamar kerja di masa mendatang, lebih baik berhenti saja sekolah dan buang saja ijazah Anda.

Karena ijazah tidak menjamin Anda sukses dan hidup seperti yang  Anda harapkan.

Sekolah itu adalah Anda menuntut ilmu, agar Anda  mengetahui dan memahami ilmu yang Anda pelajari.

Nah, setelah anda memahami, maka Anda akan menjadi ahli di bidang ilmu yang Telah Anda kuasai.

Kalau sudah Ahli dan sakti di bidang keilmuan yang Anda miliki maka Anda akan menjadi orang yang paling dicari.

Bukan dicari orang untuk dipenjarakan alias buronan, Tapi pekerjaan yang mencari Anda, Orang-orang akan membutuhkan keahlian Anda.

Ya bolehlah setelah lulus Anda turun gunung, atau magang bekerja pada orang lain sebagai batu loncatan mencari pengalaman.

Bila Anda sekolah asal-asalan dan lulus dengan menyuap, atau nyogok.

Maka setelah Anda lulus dan kebetulan diterima kerja, yang terjadi Anda bekerja hanya formalitas untuk mendapat gaji perbulan.

Profesional dan integritas Anda dipertanyakan, banyaknya konspirasi, birokrasi dan penyelewengan jabatan pada beberapa instansi.

Para pegawai yang asal bekerja, pejabat yang korupsi, dan segala macam kekonyolan akibat minimnya sumber daya manusia.

Jadi tekunilah sesuatu sesuai minatmu, terangi jalanmu dengan cahaya ilmu.

“Jangan jadikan Sukses sebagai pencapaian atau ekspektasi hidup Anda, tapi biarkanlah sukses itu sebagai buah dan akibat  dari semua latihan yang Anda tekuni, sehingga Anda layak mendapatkannya tanpa harus membanggakan diri.”

(Rudi Wijaya skay)

Selamat berjuang…….

Rancang situs seperti ini dengan WordPress.com
Mulai