Maulid Nabi Muhammad SAW

Oleh : Rudi Skay |Rabu, 20 Oktober 2021.

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

Bismillahirrahmanirrahim

Artinya: “Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang”


اَلْحَمْدُ للَّهِ رَبِّ الْعالَمِينَ

Alhamdulillahi rabbil ‘alamin.

Artinya: “Segala puji bagi Allah, Tuhan seluruh alam.”

Allahumma sholli ala Sayyidina Muhammad wa ala Ali Sayyidina Muhammad.

Artinya, “Ya Allah semoga rahmat senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad dan juga kepada Keluarga Nabi Muhammad.”

Di tahun 2021 ini, Maulid Nabi Muhammad SAW 1443 Hijriah diperingati pada Selasa, 19/20 Oktober 2021.

Kelahiran Nabi Muhammad SAW merupakan rahmat dan karunia terbesar bagi seluruh alam semesta (rahmatan lil alamin).

Allah SWT (Subbhanahu Wa Ta’ala) berfirman:

وَمَا أرْسَلـْنَاكَ إلَّا رَحْمَةً لِلعَالَمِـيْنَ

“Dan Kami tidak mengutusmu kecuali sebagai rahmat bagi alam semesta”. (QS.Al-Anbiya:107).

Nabi Muhammad SAW (Shalallahu Alaihi Wassalam) dilahirkan membawa keselamatan dan kedamaian untuk semua makhluk.

Rasulullah SAW adalah Nabi yang terakhir yang diutus oleh Allah SWT, dengan Mukjizat yang diberikan Allah SWT kepadanya yaitu kitab suci Al-Qur’an, untuk menuntun dan menyempurnakan akhlak manusia dari jahiliyah dan kedzoliman dengan ajaran Islam (selamat, damai). Agar manusia beriman dan bertaqwa.

Al-Quran menjelaskan.

وَمَا أَرْسَلْنَا مِنْ قَبْلِكَ مِنْ رَسُولٍ إِلَّا نُوحِي إِلَيْهِ أَنَّهُ لَا إِلَٰهَ إِلَّا أَنَا فَاعْبُدُونِ

“Dan Kami tidak mengutus seorang rasul pun sebelum kamu melainkan Kami wahyukan kepadanya: ‘Bahwasanya tidak ada Tuhan (yang hak) melainkan Aku, maka sembahlah olehmu sekalian akan Aku’,” (Surat Al Anbiya ayat 25).

“Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.” (Surat Adz Dzariyat : 56).

Karena itu, sudah sepantasnya kita bersyukur dengan selalu bershalawat kepadanya.

Rasulullah SAW adalah sinar yang menerangi kegelapan pikiran manusia untuk mengenal Tuhan dalam Islam.

Akhlak mulia dari Rasulullah SAW selalu menjadi contoh tauladan dalam kehidupan, dan setiap sahabat yang mengenal beliau pasti menangis mencintainya.

Allah SWT berfirman dalam QS. Al Ahzab ayat 21:

لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِيْ رَسُوْلِ اللّٰهِ اُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَنْ كَانَ يَرْجُوا اللّٰهَ وَالْيَوْمَ الْاٰخِرَ وَذَكَرَ اللّٰهَ كَثِيْرًاۗ – ٢١

Artinya: “Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat dan yang banyak mengingat Allah.” (QS. Al Ahzab: 21)

Al Qalam ayat 4, Allah SWT berfirman:

وَاِنَّكَ لَعَلٰى خُلُقٍ عَظِيْمٍ – ٤

Artinya: “Dan sesungguhnya engkau benar-benar berbudi pekerti yang luhur.” (QS. Al-Qalam: 4)

Sebagai umat Islam tentunya kita harus tau sejarah Nabi Muhammad SAW, sebagai mana kita bersaksi “Asyhadu anna Muhammadarrasulullah.” Yang berarti aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah Rasul Allah.

Nah, setelah kita bersaksi lalu ditanya apa itu Maulid Nabi ? Kapan Nabi Muhammad SAW lahir ? Di mana ? Tolong ceritakan kisahnya ?

Hayo, kira-kira bagaimana kesaksian yang kita ucapkan tadi bila kita tak dapat menjawabnya.

Kata maulid atau milad dalam bahasa arab berarti hari lahir.

Nabi Muhammad SAW lahir di Makkah hari Senin, 12 Rabi’ul Awal pada tahun 571 dalam penanggalan masehi, (1450 tahun yang lalu). Nabi Muhammad SAW lahir dari ibu yang bernama Siti Aminah binti Wahab dan ayahnya bernama Abdullah bin Abdul Mutholib.

Tahun tersebut disebut juga sebagai Tahun Gajah, yaitu tahun ketika pasukan bergajah di bawah pimpinan Abrahah Habasyah hendak menyerang Ka’bah.

Allah SWT pun menggagalkan aksi mereka dengan mengirimkan pasukan burung Ababil yang menjatuhkan batu-batu api untuk meluluh lantakkan pasukan bergajah sampai mereka seperti daun-daun yang dimakan ulat.

Kisah kelahiran Nabi Muhammad SAW ini ada di dalam Al-Qur’an Surah Al Fil yang memiliki arti Tahun Gajah. Rasulullah lahir di masa itu dan dibesarkan sebagai anak yatim karena ayahnya yang bernama Abdullah telah wafat semasa Nabi masih dalam kandungan ibunya.

Nabi Muhammad SAW terlahir sebagai anak tunggal. Sementara sudah menjadi kebiasaan bangsawan Arab waktu itu, bayi yang baru dilahirkan akan disusukan kepada wanita lain. 

Ibunda Nabi yang bernama Aminah menyusui sendiri Nabi yang masih bayi selama tiga hari. Lalu dilanjutkan disusui oleh Tsuwaibah, seorang wanita pembantu dari Abu Lahab pamannya Nabi Muhammad SAW.

Nabi Muhammad SAW kemudian disusui oleh seorang ibu bernama Halimah Sa’diyah dari Bani Sa’ad, yang dengan ikhlas mau menyusui Nabi, meski air susunya sulit keluar. Namun karena Keikhlasannya Halimah pun diberikan keberkahan oleh Allah SWT, lalu keluarlah air susu Halimah Sa’diyah dengan lancar untuk menyusui Nabi Muhammad SAW.

Halimah pun mengasuh Nabi yang masih bayi itu di desanya. Keberadaan Nabi Muhammad SAW memberi berkah kepada keluarga Halimah, bahkan bagi suku warga setempat.

Awalnya Halimah hidup serba kekurangan. Tapi semenjak mengasuh Rasulullah, kehidupan keluarga Halimah berubah total. Keluarga tersebut menjadi hidup penuh kedamaian, bahagia, dan berkecukupan.

Dua tahun kemudian, Halimah membawa Nabi Muhammad SAW mengunjungi ibunya. Halimah meminta izin agar dibolehkan lagi mengasuh Nabi di desanya bersama Bani Sa’ad. Aminah pun mengizinkan Halimah.

Selama kurang lebih empat tahun Nabi Muhammad SAW diasuh oleh Halimah Sa’diyah, Desa itu bertambah keberkahan. Domba-domba yang mereka pelihara menjadi gemuk-gemuk dan banyak memberikan air susu walaupun rumput di daerah mereka gersang tandus.

Nabi Muhammad SAW semasa kecil sudah menunjukkan sifat-sifat kenabiannya. Semasa kecilnya Nabi Muhammad SAW tak pernah menangis, dan selalu menimbulkan rasa bahagia di hati ibu asuh yang menyusui beliau, tidak seperti anak kecil lainnya yang pasti menangis.

Nabi Muhammad SAW baru dikembalikan ke Makkah setelah terjadi peristiwa pembelahan dada. Suatu hari, Malaikat datang menghampirinya. Malaikat membelah dada Nabi dan mengeluarkan hatinya.

Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, ia menceritakan,

أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَتَاهُ جِبْرِيلُ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ يَلْعَبُ مَعَ الْغِلْمَانِ فَأَخَذَهُ فَصَرَعَهُ فَشَقَّ عَنْ قَلْبِهِ فَاسْتَخْرَجَ الْقَلْبَ فَاسْتَخْرَجَ مِنْهُ عَلَقَةً فَقَالَ هَذَا حَظُّ الشَّيْطَانِ مِنْكَ ثُمَّ غَسَلَهُ فِي طَسْتٍ مِنْ ذَهَبٍ بِمَاءِ زَمْزَمَ ثُمَّ لَأَمَهُ ثُمَّ أَعَادَهُ فِي مَكَانِهِ وَجَاءَ الْغِلْمَانُ يَسْعَوْنَ إِلَى أُمِّهِ يَعْنِي ظِئْرَهُ فَقَالُوا إِنَّ مُحَمَّدًا قَدْ قُتِلَ فَاسْتَقْبَلُوهُ وَهُوَ مُنْتَقِعُ اللَّوْنِ

قَالَ أَنَسٌ وَقَدْ كُنْتُ أَرْئِي أَثَرَ ذَلِكَ الْمِخْيَطِ فِي صَدْرِهِ

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam didatangi Malaikat Jibril ketika beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam sedang bermain dengan beberapa anak. Jibril kemudian menangkapnya, menelentangkannya, lalu Jibril membelah dada beliau. Jibril mengeluarkan hatinya, dan mengeluarkan dari hati beliau segumpal darah beku sambil mengatakan “Ini adalah bagian setan darimu”. Jibril kemudian mencucinya dalam wadah yang terbuat dari emas dengan air zam-zam, lalu ditumpuk, kemudian dikembalikan ke tempatnya. Sementara teman-temannya menjumpai ibunya (maksudnya Halimah ibu susuan beliau) dengan berlari-lari sembari mengatakan, “Sesungguhnya Muhammad telah dibunuh”. Kemudian mereka bersama-bersama menjumpainya, sedangkan dia dalam keadaan berubah rona kulitnya (pucat). Anas mengatakan, “Saya pernah diperlihatkan bekas jahitan di dadanya.” (HR. Muslim, no. 162)

Sebagian ulama merujuk ayat,

أَلَمْ نَشْرَحْ لَكَ صَدْرَكَ

Bukankah Kami telah melapangkan untukmu dadamu.” (QS. Asy-Syarh: 1), sebagai dalil pembelahan dada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam saat kecil.

Hati itu dibedah dan dikeluarkanlah gumpalan darah yang berwarna hitam. Setelah itu dikembalikan seperti semula. Mengetahui hal itu, Halimah khawatir dengan keselamatan Nabi Muhammad SAW. Ia dan suaminya sepakat mengembalikan Nabi Muhammad SAW kepada ibu kandungnya Aminah.

Saat Nabi telah berusia enam tahun, ibunda Nabi pun wafat. Kemudian Nabi Muhammad SAW diasuh oleh kakeknya yang bernama Abdul Muthalib.

Sejak itu Halimah sudah tidak mengetahui lagi kabar tentang Nabi Muhammad SAW. Setelah Nabi berusia 40 tahun, terdengarlah berita oleh Halimah bahwa putra susuannya itu telah menjadi Rasul Allah.

Suatu hari, Halimah pergi menemui Rasulullah SAW, dan ketika bertemu, Rasulullah SAW langsung melepas surban dan membentangkannya untuk diduduki Halimah. Beliau memuliakan kedatangannya. Sebagian sahabat yang tidak mengenali Halimah merasa heran. Di antara mereka bertanya pada orang-orang disekitarnya. ‘Siapakah dia?’ Ibu susuan beliau,” kata mereka.

Seperti itulah penghargaan dan kecintaan Rasulullah SAW kepada ibu yang pernah menyusui beliau.

Halimah pun merasakan kebahagiaan luar biasa. Selepas itu Halimah meninggal dunia. Itulah terakhir kalinya dia berjumpa dengan Rasulullah SAW.

Rasulullah SAW wafat pada pada 12 Rabiul Awal. Senin, 8 Juni 632 Masehi di Madinah pada usia kurang lebih 63 tahun, di rumah istri beliau Aisha. Di mana hari wafatnya ini bertepatan dengan hari kelahirannya 12 Rabiul Awal 571 Masehi.

Potret Rumah tempat kelahiran Nabi Muhammad SAW – Sumber Photo JawaPos.com
Tempat kelahiran Nabi Muhammad SAW • Sumber Photo hasansagaf.wordpress.com

Tempat Lahir Nabi Muhammad SAW, baca Lokasi lahir Rasulullah SAW

Sumber Photo – hasansagaf.wordpress.com

Bekas peninggalan Rumah Halimah Sa’diyah, lihat Lokasi rumah Halimah Sa’diyah

Lokasi Rumah Rasulullah SAW yang menjadi komplek Makam Rasulullah SAW • Sumber Photo – bincangsyariah.com
Makam Rasulullah SAW • Sumber Photo – m.suaraaktual.co

Semoga dengan mengingat hari kelahiran Nabi Muhammad SAW, sebagai muslim bertambahlah kecintaan kita terhadap beliau.

آمِيْن يَا رَبَّ العَالَمِيْنَ

Aamiin yaa rabbal ’aalamiin

Artinya : “Kabulkanlah Ya Allah Kabulkanlah”

Kita sebagai umat muslim juga diperintahkan Allah SWT untuk senantiasa membaca sholawat nabi.

Perintah Allah SWT mengenai hal tersebut terdapat dalam Surat Al Ahzab ayat 56 yang berbunyi.

إِنَّ ٱللَّهَ وَمَلَٰٓئِكَتَهُۥ يُصَلُّونَ عَلَى ٱلنَّبِىِّ ۚ يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ صَلُّوا۟ عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا۟ تَسْلِيمًا

Artinya, “Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bersholawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bersholawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.”

Penghujung kata, tentulah tulisan ini banyak kekurangan dan belum mampu memberikan informasi secara lengkap, tapi sekurang-kurangnya semoga dapat memberikan sesuatu yang bermanfaat untuk pembaca.

Untuk menggali sejarah secara lengkap tentang kisah Rasulullah SAW, pembaca bisa membaca buku-buku yang memiliki rujukan yang lebih jelas dan lengkap.

Dalam menyusun tulisan ini, saya pun tak luput dari kesalahan dan khilaf, jikalau didapatkan kebaikan dari tulisan ini, sesungguhnya itu semata-mata dari Allah SWT, dan bila sebaliknya terdapat kesalahan dari tulisan ini, maka saya berlindung kepada Allah SWT dan memohon petunjuk serta ampunannya.

Wassalam.


Kitab : Al-Qur’an (Al Fil ayat 1-5), (An-Nisa ayat 170), (Al Ahzab ayat 21), (Al Qalam ayat 4), (Ash-Shaf ayat 6), (Yunus ayat 58), (Al-Anbiya ayat 107), (Al Anbiya ayat 25), (Adz Dzariyat ayat 56), (Al Ahzab ayat 56).

Tulisan ini dipetik dari beberapa sumber :

Situs : wikipedia • pikiran-rakyat.com • islamic-center.or.id • rumaysho.com • hasansagaf.wordpress.com • m.kumparan.com • JawaPos.com • bincangsyariah.com • m.suaraaktual.co

Rancang situs seperti ini dengan WordPress.com
Mulai