Nenek Misterius dan Lima Murid (Bagian 10)

Oleh : Rudi skay

Setelah beberapa lama pak Samsul menjalani perawatan di ruang ICU rumah sakit, ia harus menjalani operasi untuk mengeluarkan peluru yang bersarang di lengan kirinya.

Darahnya banyak terkuras dan harus menjalani transfusi darah, Kebetulan golongan darahnya sama dengan golongan darah Erik, maka Erik pun mendonorkan darahnya untuk pak Samsul yang sedang kekurangan darah itu.

Tak lama setelah proses transfusi darah dan operasi selesai, pak Samsul sudah mulai sadar dan telah dipindahkan ke ruang rawat inap.

Perlahan pak Samsul membuka matanya, pemandangan matanya perlahan mulai berangsur terang, dilihatnya beberapa orang sedang berdiri di samping kiri dan kanan ranjang tempatnya berbaring.

Pak Samsul menatap satu persatu orang-orang itu, di samping kanan berdiri Oppy yang tersenyum sambil menangis, dilihatnya pula Erik sedang berdiri di samping kiri bersama seorang Inspektur Polisi yang belum ia kenal yang tak lain adalah Inspektur Yuda.

“Erik, maafkan saya, saya benar-benar merasa bersalah karena mempercayai kata-kata Ipan.” Kata pak Samsul pelan sambil berusaha memegang tangan Erik.

“Tak perlu minta maaf pak, jangan banyak bergerak dulu, tangan pak Samsul masih perlu perawatan.” Kata Erik meletakkan kembali tangan pak Samsul yang dibalut perban itu ke ranjang.

“Selamat sore…” kata seseorang membuka pintu dan masuk dalam ruangan rawat itu. Orang itu adalah seorang dokter wanita muda yang berparas cantik. Ia ditemani seorang perawat wanita yang mengiringinya, dokter itu kemudian menghampiri pak Samsul.

“Permisi, saya adalah dokter Nicky, Bagaimana keadaan yang bapak rasakan saat ini ? saya akan memeriksa lagi tekanan darah dan detak jantungnya ya pak.” Dokter itu berkata pada pak Samsul.

“Terimakasih dokter, saya sudah merasakan lebih baik, silahkan kalau perlu diperiksa lagi, dengan senang hati, saya tak bisa menolak diperiksa seorang dokter cantik.” Kata pak Samsul senyum dan senang melihat dokter cantik itu.

“Iiiih,, papa genit ya ! awas Oppy kasih tau ke mama nanti.” Kata Oppy melotot ke papanya.

Seketika semua yang ada di situ tertawa.

“Nah, itu tandanya bapak sudah mulai sehat, harus bercanda dan selalu senang biar cepat sembuh lukanya.” Kata dokter Nicky, lalu menyuruh perawat mengukur tekanan darah pak Samsul.

Setelah dicek, tekanan darah pak Samsul dinyatakan normal, lalu dokter Nicky pun memeriksa detak jantung pak Samsul. Dokter itu menempelkan alat ke dada pak Samsul. Tanpa sengaja pak Samsul memperhatikan gelang yang dipakai dokter Nicky. Maka setelah dokter itu memeriksa nya, pak Samsul pun bertanya.

“Maaf dokter, saya ingin bertanya bolehkah ?”

“Ya, silahkan saja pak, saya siap membantu.” Jawab dokter Nicky tersenyum ramah.

“Gelang yang kita pakai kok sama ya dok ?” Kata pak Samsul mengangkat tangan kanannya dan menunjukkan gelang yang ia pakai.

Seketika dokter Nicky memperhatikan gelang yang dipakai pak Samsul. Inspektur Yuda dan Erik lalu memperhatikan gelang yang dipakai dokter Nicky.

“Maaf dokter, kalau boleh saya tau darimanakah gelang yang dokter pakai itu ?” Tanya pak Samsul.

Dokter Nicky sesaat ragu untuk menjawab, tapi pak Samsul berkata lagi.

“Begini dokter, kalau gelang yang dokter pakai itu adalah pemberian dari seorang nenek, berarti kita adalah saudara satu guru.

“Iya benar, ini adalah gelang pemberian nenek guru.” Jawab dokter itu.

“Wah, tak disangka kita bisa berkumpul. Oh ya, bahkan saya belum sempat mengucapkan terimakasih kepada Inspektur yang dari tadi di samping saya.” Kata pak Samsul.

“Oh ya, perkenalkan, saya Inspektur Yuda, saya juga memakai gelang yang sama seperti pak Samsul juga Dokter Nicky dan Erik, kita semua telah dipertemukan disini, dan kita adalah satu guru.” Inspektur Yuda berjabat tangan dengan pak Samsul dan menyalami dokter Nicky.

Dokter Nicky pun kemudian menyalami Erik. Dan berkata. “Wah, sepertinya kita harus merayakan pertemuan ini nanti setelah pak Samsul sembuh tentunya. Salam hormat satu guru.”

Mereka pun akhirnya berbincang-bincang dan saling mengakrabkan diri sebagai saudara satu guru.

Setelah beberapa hari di rawat di rumah sakit, pak Samsul sudah diperbolehkan untuk pulang, luka tembak di tangannya sudah berangsur kering dan membaik.

*****

Hari berganti, tak terasa sebulan telah berlalu. Suatu malam, pak Samsul mengundang rekan-rekan seperguruannya itu di rumahnya, sebagai perayaan pertemuan mereka sekaligus rasa syukur atas kesembuhan lukanya.

Pertemuan itu di hadiri oleh Inspektur Yuda bersama dokter Nicky dan Erik. Mereka mengadakan pesta kecil di ruang besar tempat kumpul keluarga. Mereka bercerita panjang lebar dengan suasana gembira dan makan minum bersama.

Sementara itu, dari luar pintu gerbang rumah pak Samsul, seorang nenek berdiri memandang tingginya pagar gerbang yang tertutup itu. Ia melihat ke arah rumah sambil mengetuk-ngetukkan tongkat kayunya ke gerbang.

“Tung..! tung..! tung..!” Suara tongkat si nenek mengetuk ngetuk gerbang itu.

Security yang duduk di pos jaga yang berada di sebelah dalam gerbang, berjalan menghampiri si nenek.

“Maaf nek, kenapa gerbangnya di pukul-pukul, nenek mau kemana ?” Tanya Security.

“Nenek mau masuk kedalam, sepertinya di dalam sedang ada pesta.” Kata Si nenek.

“Maaf nek, di dalam memang sedang ada acara keluarga, Nenek ada perlu apa ingin masuk ke dalam ?” Kata security.

“Tolong bilang saja sama mereka yang sedang ada di dalam, seorang nenek ingin ikut bergabung bersama mereka, cepat sana ! jangan tanya-tanya lagi, atau kau ingin kepalamu kuketok pakai tongkat ini !” Kata si nenek kepada security itu.

Security sejenak memperhatikan si nenek sambil menggeleng kepala.

“Ya sudah, kalau begitu nenek tunggu sebentar, saya laporan dulu ke dalam.” Kata security itu lalu meninggalkan si nenek di luar gerbang yang masih tertutup itu.

Security itu pun berjalan menuju pintu rumah, tapi ia kaget dan terkejut ketika melihat si nenek telah duluan berada di samping pintu. Pintu rumah kebetulan sengaja dibuka lebar dan tidak ditutup, karena sedang ada acara di dalam.

“Sssstt…!” Si nenek memberi isyarat menempelkan jari telunjuk di depan bibirnya kepada security.

“Eh kenapa kok Nenek sudah ada di sini ?!” Kata security heran dan bertanya dengan suara sedikit keras.

“Wuutss !” Secepat kilat tongkat si nenek berputar dan mendarat di kepala security itu.

“Tookkk !!”

“Aduuhh !” Teriak security sambil memegangi kepalanya yang sakit karena kena ketok tongkat si nenek.

“Rasakan tongkatku, kamu dikasih isyarat untuk diam malah bertanya.” Kata si nenek.

Orang-orang yang berada di dalam rumah seketika menoleh ke arah pintu, karena mendengar ada suara ribut-ribut, sontak mereka semua terkejut ketika melihat sang nenek sedang berdiri di depan pintu.

“Neneeek..!!?” Semua orang di dalam rumah serempak berteriak memanggil si nenek.

“Hei,, ! kalian ! tidakkah kalian mengajakku untuk berpesta ??!” Kata si nenek yang berdiri menyandarkan bahu di tiang pintu, sambil tangan kirinya berkacak pinggang.

Bersambung…

Rancang situs seperti ini dengan WordPress.com
Mulai