Cerpen karya Rudi Skay |15 April 2023.

Cerita ini adalah Fiktif belaka, bila terdapat kesamaan nama orang atau peristiwa di kehidupan nyata itu adalah kebetulan saja.
“TANG.. ting.. tung..!” Suara pesan masuk dari sebuah ponsel.
Arman menoleh ke arah ponsel di atas meja di samping tempat tidur dimana ia sedang berbaring, ia terjaga dari tidurnya.
Sambil menggosok-gosok mata dan mengusap mukanya dengan tapak tangan lalu ia bangkit berdiri menghampiri ponselnya itu.
Pemuda itu bernama lengkap Suparman, tapi akrab dipanggil orang-orang dengan sebutan Arman, ia bertubuh tegap hitam besar, berwajah bulat berkepala botak.
Saat itu waktu menunjukkan pukul 11:30 siang hari.
Ah, ternyata pesan konfirmasi top up isi pulsa yang berbunyi “Nomor Anda berhasil di isi ulang dengan seri bla.. bla. bla.. dan seterusnya.
“Hmm.. gimana sih ini, beli pulsa semalam baru masuk sekarang.” Ucapnya pelan.
Setelah Arman membaca pesan di ponselnya tersebut ia lalu mencoba membeli paket data melalui pulsa, karena semalam paket data untuk akses internet online di ponselnya itu habis, dan semalam ia coba membeli pulsa tapi terjadi gangguan jaringan yang membuat pulsa yang ia beli baru terisi siang itu.
Setelah paket data selular berhasil ia aktifkan dan online, maka secara bertubi-tubi terdengar suara notifikasi chat masuk di ponselnya tersebut.
Satu persatu pesan ia baca, mungkin ada pesan yang penting, Arman tampak serius membaca salah satu pesan dalam chat yang berbunyi “Mas, saat ini saya sedang kesulitan uang dan sedang berusaha mencari pinjaman uang buat anak-anakku makan, kalau mas punya uang tolong saya mas, maafkan saya kirim pesan begini.”
Sejenak Arman terdiam menatap tembok kamar, ternyata itu adalah pesan dari seorang wanita yang semalam chating dengannya. Mereka baru beberapa hari berkenalan, Karena paket datanya habis maka obrolan mereka semalam terputus.
Arman sedikit bingung dan menjadi gusar setelah membaca pesan tersebut, yang ada dalam pikirannya adalah apa yg terjadi dengan wanita itu beserta anak-anaknya semalam, dan bagaimana nasib mereka saat ini.
Ia pun coba menghubungi dan ingin segera menelpon wanita itu, Tapi eits ! tunggu dulu katanya dalam hati, Arman menatap ke arah jam dinding yang menunjukkan tepat pukul 12:00.
Kok jadi mirip seperti sebuah ungkapan “Bila aku coba menolongnya, tidakkah diriku menjadi seorang pahlawan kesiangan ?” Gumamnya.
*****
Artikel lainnya oleh Rudi Skay.
